PELESTARIAN
BUDAYA INDONESIA
“PERANAN BUDAYA LOKAL NUSA TENGGARA
TIMUR MEMPERKOKOH BUDAYA BANGSA”
OLEH:
STARDY
DIMA DJAMI
1207017161
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan
nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa
bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa.
Setiap kelompok
masyarakat mempunyai tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda
satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu
masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun
masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur
dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.Kebudayaan setiap
bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil
yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan.
Sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa Indonesia adalah Negara yang sangat majemuk dilihat dari
segi suku bangsa, bahasa dan agama. Hal ini disebabkan karena Indonesia
merupakan Negara yang terdiri dari beberapa pulau besar dan ribuan pulau kecil
dan penduduk Indonesia yang beraneka ragam mulai dari suku, ras, agama dan
budaya.
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada saat ini membuat system informasi dan
komunikasi menjadi begitu sangat cepat, bayangkan saja dalam hitungan beberapa
menit saja kita dapat mengetahui kejadian – kejadian dan kemajuan – kemajuan
gaya hidup yang ada dibelahan bumi ini, hal ini tentu saja berpengaruh
kepada pola hidup manusia yang ada dibelahan bumi lainya.
Hal ini dapat
kita rasakan di Indonesia,termasuk di provinsi kita juga di provinsi Nusa
Tenggara Timur.Pengaruh budaya asing seperti budaya barat dari Amerika atau
yang yang sedang hangat-hangat saat ini budaya korea dengan pengaruh musik,
film dan fashionnya yang sangat kuat pada era globalisasi ini bahkan
berpengaruh juga terhadap budaya lokal di Provinsi NTT. Bayak generasi muda NTT
tidak begitu mengenal bahkan ada juga yang tidak tahu sama sekali tentang
kebudayaannya. Mereka justru lebih mengenal budaya bangsa lain dan
menjadikannya seperti budayanya sendiri.Hal ini tentunya perlu mendapat
perhatian kita semua sebab kita menyadari bahwa desakan globalisasi tidak
mungkin dihadapi secara konfromatif, karena hal ini akan merusak sendi – sendi
kehidupan dan kebudayaan Indonesia. Untuk itu itu perlu kesadaran kita sebagai
generasi muda NTT untuk melestarikan budaya lokal di provinsi kita sehingga
budaya kita tetap lestari.
1.2 Identifikasi
Masalah
Dalam hal ini masalahnya adalah bagaimanakah upaya – upaya kita
pelestarian kebudayaan asli Nusa Tenggara Timur, sebab sebagaimana yang kita
ketahui bahwa pengaruh globalisasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi
karena banyaknya kemajuan teknologi yang masuk ke dalam negara dan bangsa kita
. Tidak sedikit teknologi yang masuk, seperti: komputer,laptop (PC),televisi, smartphone, internet dan masih banyak
yang lainnya.Namun perkembangan globalisasi ini menimbulkan berbagai
masalah dalam bidang kehidupan terutama kebudayaan,misalnya :
a)
Terkikisnya budaya asli suatu daerah
atau suatu negara
b)
Terjadinya erosi nilai-nilai budaya
c)
Menurunnya rasa nasionalisme dan
patriotisme
d)
Hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong
royong
e)
Kehilangan kepercayaan diri
f)
Gaya hidup kebarat-baratan dan
kekorea-koreaan
g)
Sopan
– santun yang semakin terabaikan
h)
Rusaknya
moral anak bangsa
i)
Sifat
individualisme yang semakin tinggi
j)
Kesenjangan
sosial yang semakin nyata
k)
Lunturnya
nilai – nilai keagamaan yang sesuai dengan pribadi bangsa
1.3 Rumusan Masalah
Pengaruh globalisasi menimbulkan
berbagai masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah yang merupakan
kebudayaan asli bangsa indonesia salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa
cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai
budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya
massa, dan bagaimana upaya-upaya pelestarian kebudayaan asli Nusa Tenggara
Timur tersebut.
1.4 TujuanPenulisan
Karya tulis ini bertujuan
untuk membahas bagaimana upaya-upaya pelestarian kebudayaan asli Nusa Tenggara
Timur melalui:
a.
Peran media massa
b. Pameran
atau pementasan seni
c. Peran
pemerintah
d.
Perguruan tinggi dan sekolah
1.5 Manfaat Penulisan
a.
Menambah pengetahuan penulis mengenai
kebudayaan
b. Meningkatkan
rasa cinta terhadap kebudayaan asli bangsa Indonesia
c. Memberikan pemahaman pada generasi
muda NTT akan pelestarian kebudayaan dan mampu mempertahankan, mempopulerkan
dan menjaga kebudayaan lokal NTT serta tidak hilang di era globalisasi yang maju dan juga agar kebudayaan kita tidak di klaim oleh negara lain.
1.6 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam
penulisan makalah ini adalah metode studi kepustakaaan yaitu mengambil
referensi dari beberapa buku,jurnal serta artikel dari internet.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Kebudayaan
Kata
kebudayaan berasal dari kata Sansakerta yaitu Buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang berarti “budi atau akal”.Dengan demikian kebudayaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Tetapi ada sarjana
lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi
daya yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan budaya dari
kebudayaan.
Kebudayaan
dalam bahasa latin / Yunani berasal dari kata “colere” yang berarti mengolah,
mengerjakan terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture
sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.Sedangkan pengertian
kebudayaan menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berikut ini definisi-definisi
kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
2.1.1
Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh
seseorang sebagai anggota masyarakat.
2.1.2
M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan
yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta
benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
2.1.3.
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
2.1.4.
Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan
yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku,
baik secara individu maupun kelompok.
2.1.5.
William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
2.1.6.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi
manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman
dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.2 Wujud
Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
2.2.1 Gagasan ( Wujud ideal )
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh.Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat.Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.2.2 Aktivitas ( tindakan )
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial.Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.Sifatnya
konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
2.2.3 Artefak ( karya )
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik
yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan.Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Berdasarkan wujudnya tersebut,
kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Contoh kebudayaan material dari provinsi NTT misalnya Mamuli dari suku sumba Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Contoh kebudayaan material dari provinsi NTT misalnya Mamuli dari suku sumba Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Misalnya dongeng tentang kika Ga dari suku sabu.
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Misalnya dongeng tentang kika Ga dari suku sabu.
2.3 Unsur
– Unsur Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsur-unsur
utama dari kebudayaan antara lain:
2.3.1 Teknologi merupakan
salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala
peralatan dan perlengkapan.Teknologi muncul dalam cara-cara manusia
mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan,
atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian
paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga
sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
a)
Alat-alat produktif
b)
Senjata
c)
Wadah
e)
Makanan
Beberapa daerah di NTT memiliki makanan
khas derahnya masing-masing yang diwariskan secara turun-temurun misalnya
Manggulu dari Sumba Timur
f)
Pakaian
Setiap daerah Di NTT memilki pakaian
adatnya masing-masing. Misalnya suku sabu dan sumba pakaian derahnya lebih
dominan menggnakan sarung serta selendang hasil tenunan sendiri.
g)
Tempat berlindung dan perumahan
Masyarakat NTT misalnya
suku sabu masih menggunakan rumah tradisional suku sabu yang dikenal dengan
namaamu ae nga rukoko dan amu taga batu
Contoh alat transportasi tradisional
yang masih digunakan yaitu di sumba masih menggunakan kuda sebagai alat
transportasi untuk menaiki gunung atau lembah.
2.3.2
Sistem Mata Pencaharian Hidup
Perhatian para ilmuwan pada sistem
mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional
saja, di antaranya:
a)
Berburudan
meramu
b)
Beternak
e)
Menenun
2.3.3
Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian
yang sangat penting dalam struktur sosial.Meyer Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat
dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.Kekerabatan adalah unit-unit sosial
yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan
perkawinan.Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi,
ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil
hingga besar seperti keluarga
ambilineal, klan,
fatri,
dan paroh masyarakat.
Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga
inti,
keluarga luas,
keluarga
bilateral, dan keluarga
unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial
adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara.Sebagai
makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
2.3.4
Bahasa
Bahasa
adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi
atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi
yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus.Fungsi bahasa secara
umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi,
dan alat untuk mengadakan integrasi
dan adaptasi
sosial.Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan
dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni
(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.3.5
Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai
keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusiaakan
keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga.
Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai
corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang
kompleks.
2.3.6
Sistem Kepercayaan ( Religi )
Agama dan sistem kepercayaan
lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa
Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa
Latin religare, yang berarti
"menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam
sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus
Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
Sebuah institusi dengan keanggotaan
yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah
paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil
oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu
prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun
Islam" dalam agama Islam.Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem
pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi.Agama
juga mempengaruhi kesenian. Meskipun agama modern sudah sangat berkembang saat
ini agama-agama tradisional seperti marapu di sumba atau jingitiu di sabu masih
ada walaupun sudah sangat kurang seiring dengan semakin berkembangnya agama
modern.
2.4 Penyebab
Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial budaya dapat
terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan
asing.Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial
dan pola budaya dalam suatu masyarakat.Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan.Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
kebudayaan :
- tekanan kerja dalam masyarakat
- keefektifan komunikasi
- perubahan lingkungan alam.
Perubahan
budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat,
penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman
es
berujung pada ditemukannya sistem pertanian,
dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan. Begitu
pula dengn yang terjadi saat ini ketika kebudyaan asing seperti korea juga
akhirnya merubah kebuyaan yang ada diamana generasi muda NTT lebih mengenal
bahasa serta budaya korea disbanding bahasa daerahnya masing-masing.
2.4.1
Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi
kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya.
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
a. Penetrasi
damai ( penetration pasifique )
Masuknya sebuah kebudayaan dengan
jalan damai.Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu
dan Islam ke Indonesia.Penerimaan
kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya
khasanah budaya masyarakat setempat.Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.Penyebaran
kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,
atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua
kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli.Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.Asimilasi
adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.Sedangkan
Sintesis
adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah
kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
b. Penetrasi
kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan
cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat
ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah
selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia
antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
2.5 Budaya Nusa
Tenggara Timur Yang Majemuk
Nusa Tenggara Timur yang terdiri
dari bebera pulau besar dan pulau kecil
membuat NTT terdiri dari beragam Suku Bangsa(ada Sabu,sumba,flores,timor dan
lain lain) , Ras , Agama dan tradisi –
tradisi kehidupan. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan
bangsa Indonesia juga
Nusa Tenggara Timur yang majemuk
ini sangat kaya akan kebudayaan bahkan kebudayaan yang beanekagaragam itu
merupakan modal utama yang dapat dipasarkan dan dapat menjadi sumber pendapatan
bagi daerah. Namun hal justru kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah untuk
mengelolanya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Upaya – Upaya Pelestarian Kebudayaan
Asli Nusa Tenggara Timur
Bangsa Indonesia termasuk NTT
didalamnya terdiri dari beragam suku bangsa dan unsur kebudayaan yang semua
sebagaimana tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika yang artinya “ walaupun berbeda
– beda tetap satu jua “ Kebudayaan lama atau yang sering disebut kebudayaan
asli bangsa indonesia dimana kebudayaan ini belum terjamah oleh kebudayaan
asing merupakan suatu harus tetap kita pertahankan karena ini merupakan
suatu kebanggaan atau kekayaan bangsa kita, oleh karena itu supay kebudayaan –
kebudayaan asli bangsa indonesia ini tetap ada marilah kita jaga bersama,
adapun cara memelihara kebudayaan asli Nusa Tenggara Timur adalah sebagai
berikut :
3.1.1 Melalui Media Massa
Media massa mempunyai tugas dan
kewajiban–selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi–untuk mengakomodasi
segala jenis isi dunia dan peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan
atau publikasinya dalam aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan
lain sebagainya)–dari yang kurang menarik sampai yang sangat menarik, dari yang
tidak menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan – tanpa ada batasan kurun
waktu.
Oleh karenanya, dalam komunikasi
melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai hubungan saling
ketergantungan dan saling membutuhkan karena masing-masing saling mempunyai
kepentingan, masing-masing saling memerlukan. Media massa membutuhkan berita
dan informasi untuk publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri
maupun untuk kepentingan orang atau institusi lainnya; di lain pihak, manusia
membutuhkan adanya pemberitaan, publikasi untuk kepentingan-kepentingan
tertentu.
Televisi sebagai media publik
mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu dijelaskan lagi, kalau radio
mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan
sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut, juga memiliki unsur
visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup
yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain
melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di
rumah dengan aman dan nyaman, sedang televisi itu selain menyajikan film juga
program yang lain seperti seni tradisional. Sesuai fungsinya, media massa
(termasuk televisi), selain menghibur, ada tiga fungsi lainnya yang cukup
penting. Harold Laswell dan Charles Wright (1959) membagi menjadi empat fungsi
media (tiga dicetuskan oleh Laswell dan yang ke empat oleh Wright). Keempat
fungsi media tersebut adalah:
a) Pengawasan
(Surveillance)
b)
Korelasi (Correlation)
c)
Penyampaian Warisan Sosial (Transmission
of the Social Heritage)
d) Hiburan
(Entertainment)
3.1.2 Pementasan – Pementasan atau
Pameran-Pameran
Walau tidak mudah upaya-upaya
pelestarian budaya kita harus tetap gencar dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya adalah pementasan-pementasan seni budaya tradisional di berbagai
pusat kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya
pelestarian itu akan berjalan sukses apabila didukung oleh berbagai pihak
termasuk pemerintah dan adanya sosialisasi luas dari media massa termasuk
televisi. Maka cepat atau lambat, budaya tradisional kembali akan bergairah.
3.1.3 Melibatkan peran
pemerintah
Mengembalikan peran aparat
pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru
menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada
dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja .
Dan tugas utama yang harus dibenahi
adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya
lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan
megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak
diklaim oleh negara lain.
3.1.4 Menyelenggarakan
mata pelajaran muatan lokal dan mata kuliah muatan lokal di perguruan tinggi
Dengan adanya Sekolah atau
perguruan tinggi yang menyelenggarakan Mata Pelajaran dan mata kuliah Muatan
dan ekstrakurikuler wajib berbasis pelestarian seni budaya setempat,
dapat menimbulkan rasa cinta dan bangga memiliki kebudayaan tersebut,
dengan demikian para genarasi muda dapat mengetahui kebudayaan – kebudayaan
yang ada di NTT.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari berbagai definisi di atas,
dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang
meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi
seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
4.2 Saran
Jika kita bertanya apakah yang
membedakan manusia dengan hewan atau binatang secara fundamental maka
jawabannya adalah bahwa manusia mampu menciptakan suatu budaya dan hidup dalam
system budaya tersebut. Maka dari pada itu marilah kita selalu melesrarikan
kebudayaan dan kita wariskan kebudayaan ini hingga ke anak cucu kita, apalagi
mengingat Negara Indonesia adalah Negara yang sangat luas yang terdiri dari
beberapa pulau yang besar dan ribuan pulau yang kecil dengan penduduk yang
beraneka ragam mulai dari suku, ras, agama dan lain sebagainya yang semua itu
secara tidak langsung telah memperkaya bangsa kita ini akan kebudayaan yang
mungkin selama ini mulai pudar terkikis dan tertutupi oleh kebudayaan –
kebudayaan asing yang selama ini kita anggap lebih maju dan lebih tren, sekali
lagi penulis mengajak marilah kita lestarikan dan kita tanamkan sendi – sendi
kebudayaan di dalam diri kita mulai dari melestarikan budaya didaerah kita
serta memperkenalkan budaya kita yaitu budaya di Nusa Tenggara Timur dimata
dunia sehingga kita masih tetap bisa dibedakan dengan hewan atau binatang
secara fundamental. Selain itu peran pemerintah juga perlu ditingkatkan
juga dalam upaya pelestarian budaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Wahab Abdul
Aziz. Dkk. 2009. KonsepDasar IPS. Jakarta ModulBahanBelajarMandiri
Program S 1 PGSD :Universitas Terbuka.
Arnold, Matthew.
1869. Culture
and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition,
1882, available online.Retrieved: 2006-06-28.
Rhoads, Kelton. 2006. The
Culture Variable in the Influence Equation.
O'Neil, D. 2006.
Cultural
Anthropology Tutorials, Behavioral Sciences Department,
Palomar College, San Marco, California.Retrieved: 2006-07-10.
Tiu.2010.Dampak
Kemajuan teknologi.
http://tiuii.ngeblogs.com/2010/10/23/Dampak
kemajuanteknologibagikebudayaan /
di aksestanggal 12 Maret 2015
Kuntowijoyo, Budaya
Elite danBudaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop
dalamMasyarakatKomoditas Indonesia, Mizan 1997
Rendhi.2012.makalah
pengaruhglobalisasiterhadapkebudayaan
http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/ di
aksestanggal 12 Maret 2015
Fuad Hassan. “Pokok-pokokBahasanMengenaiBudaya
Nusantara Indonesia”.Dalamhttp://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.html
Fachri/2010.pelestarian
budayatradisionalmelaluilayarkaca.
http://Fachri Siradz/ pelestarian-budaya-tradisional-melalui-layar-kaca.htm
di aksestanggal 12 Maret 2015
Nico
L. Kana, 1983. Dunia orang Sawu. Jakarta: SinarHarapan.
Tim DepDikBud, 1984.
Upacaratradisionaldaerah NTT. Jakarta: Tim
DepDikBudProyekInventarisasidanDokumentasiKebudayaan Daerah.
The Sawunese, in
F. Lebar (ed.), 1972.Ethnic groups of insular Southeast Asia. New Haven, Connecticut: Human Relations Area
Files Press.
PemerintahProvinsi Nusa
Tenggara Timur. Sejarah Nusa Tenggara Timur. Terdapat di http://www.nttprov.go.id.(
Diunduhtanggal 12 maret 2015).
Alex.
My visit to Sabu Island.Terdapat di http://picasaweb.google.com.(Diunduhtanggal
12 maret 2015).
YohanesGersonDjami.
Sirihpinangcemilanunik orang Sabu. Terdapat di http://orangsabu.blogspot.com.(Diunduhtanggal
12 maret 2015).
Lay AbdiWenyi. Gaja Mada
perdebatan sejarah Sabu danJawa.Terdapat di http://groups.google.co.id.
(diunduhtanggal 12 maret 2015).
LAMPIRAN
Gambar wanita suku sabu
sedang menenun Gambar rumah
adat sabu
Gambar tarian dari suku
timor Gambar
tarian Kataga dari sumba Tengah
Gambar perhiasan mamuli
dari sumba Gambar
tari caci dari Manggarai
Gambar kain tenunan
sabu Gambar
kain tenunan sumba
Gambar Manggulu makanan khas sumba timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar