Kamis, 19 Maret 2015

PAPER



PELESTARIAN BUDAYA INDONESIA
“PERANAN BUDAYA LOKAL NUSA TENGGARA TIMUR MEMPERKOKOH BUDAYA BANGSA

Logo Undana
OLEH:

STARDY DIMA DJAMI
1207017161


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
Setiap kelompok masyarakat mempunyai tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Indonesia adalah Negara yang sangat majemuk dilihat dari  segi suku bangsa, bahasa dan agama. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beberapa pulau besar dan ribuan pulau kecil dan penduduk Indonesia yang beraneka ragam mulai dari suku, ras, agama dan budaya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini membuat  system informasi dan komunikasi menjadi begitu sangat cepat, bayangkan saja dalam hitungan beberapa menit saja kita dapat mengetahui kejadian – kejadian dan kemajuan – kemajuan gaya hidup  yang ada dibelahan bumi ini, hal ini tentu saja berpengaruh kepada pola hidup manusia yang ada dibelahan bumi lainya. 
Hal ini dapat kita rasakan di Indonesia,termasuk di provinsi kita juga di provinsi Nusa Tenggara Timur.Pengaruh budaya asing seperti budaya barat dari Amerika atau yang yang sedang hangat-hangat saat ini budaya korea dengan pengaruh musik, film dan fashionnya yang sangat kuat pada era globalisasi ini bahkan berpengaruh juga terhadap budaya lokal di Provinsi NTT. Bayak generasi muda NTT tidak begitu mengenal bahkan ada juga yang tidak tahu sama sekali tentang kebudayaannya. Mereka justru lebih mengenal budaya bangsa lain dan menjadikannya seperti budayanya sendiri.Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian kita semua sebab kita menyadari bahwa desakan globalisasi tidak mungkin dihadapi secara konfromatif, karena hal ini akan merusak sendi – sendi kehidupan dan kebudayaan Indonesia. Untuk itu itu perlu kesadaran kita sebagai generasi muda NTT untuk melestarikan budaya lokal di provinsi kita sehingga budaya kita tetap lestari. 
1.2       Identifikasi Masalah
            Dalam hal ini masalahnya adalah bagaimanakah  upaya – upaya kita pelestarian kebudayaan asli Nusa Tenggara Timur, sebab sebagaimana yang kita ketahui bahwa pengaruh globalisasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi karena banyaknya kemajuan teknologi yang masuk ke dalam negara dan bangsa kita . Tidak sedikit teknologi yang masuk, seperti: komputer,laptop (PC),televisi, smartphone, internet dan masih banyak yang  lainnya.Namun perkembangan globalisasi ini menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kehidupan terutama kebudayaan,misalnya :
a)       Terkikisnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara
b)       Terjadinya erosi nilai-nilai budaya
c)       Menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme
d)       Hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong
e)       Kehilangan kepercayaan diri
f)        Gaya hidup kebarat-baratan dan kekorea-koreaan
g)       Sopan – santun yang semakin terabaikan
h)       Rusaknya moral anak bangsa
i)         Sifat individualisme yang semakin tinggi
j)        Kesenjangan sosial yang semakin nyata
k)       Lunturnya nilai – nilai keagamaan yang sesuai dengan pribadi bangsa

1.3   Rumusan  Masalah 
Pengaruh globalisasi menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah yang merupakan kebudayaan asli bangsa indonesia salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa, dan bagaimana upaya-upaya pelestarian kebudayaan asli Nusa Tenggara Timur tersebut. 
1.4  TujuanPenulisan
Karya tulis ini bertujuan untuk membahas bagaimana upaya-upaya pelestarian kebudayaan asli Nusa Tenggara Timur melalui:
a.       Peran media massa
b.      Pameran atau pementasan seni
c.       Peran pemerintah
d.      Perguruan tinggi dan sekolah

1.5    Manfaat Penulisan
a.       Menambah pengetahuan penulis mengenai kebudayaan
b.      Meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan asli bangsa Indonesia
c.       Memberikan pemahaman pada generasi muda NTT akan pelestarian kebudayaan dan mampu mempertahankan, mempopulerkan dan menjaga kebudayaan lokal NTT serta tidak hilang di era globalisasi yang maju dan juga agar kebudayaan kita tidak di klaim oleh negara lain.
1.6       Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi kepustakaaan yaitu mengambil referensi dari beberapa buku,jurnal serta artikel dari internet.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Definisi Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansakerta yaitu Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi atau akal”.Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Tetapi ada sarjana lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi daya yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan budaya dari kebudayaan.
Kebudayaan dalam bahasa latin / Yunani berasal dari kata “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.Sedangkan pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
2.1.1    Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.


2.1.2    M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
2.1.3.   Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
2.1.4.   Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
2.1.5.   William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
2.1.6.   Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

2.2  Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
2.2.1   Gagasan ( Wujud ideal )
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.2.2   Aktivitas ( tindakan )
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
2.2.3   Artefak ( karya )
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a.       Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Contoh kebudayaan material dari provinsi NTT misalnya Mamuli dari suku sumba Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b.      Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Misalnya dongeng tentang kika Ga dari suku sabu.
2.3   Unsur – Unsur Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
2.3.1    Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
a)       Alat-alat produktif
b)       Senjata
c)       Wadah
d)       Alat-alat menyalakan api
e)       Makanan
Beberapa daerah di NTT memiliki makanan khas derahnya masing-masing yang diwariskan secara turun-temurun misalnya Manggulu dari Sumba Timur
f)        Pakaian
Setiap daerah Di NTT memilki pakaian adatnya masing-masing. Misalnya suku sabu dan sumba pakaian derahnya lebih dominan menggnakan sarung serta selendang hasil tenunan sendiri.
g)       Tempat berlindung dan perumahan
Masyarakat NTT misalnya suku sabu masih menggunakan rumah tradisional suku sabu yang dikenal dengan namaamu ae nga rukoko dan amu taga batu
h)       Alat-alat transportasi
Contoh alat transportasi tradisional yang masih digunakan yaitu di sumba masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi untuk menaiki gunung atau lembah.
2.3.2        Sistem Mata Pencaharian Hidup
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
a)       Berburudan meramu
b)       Beternak
c)       Bercocok tanam di ladang
d)       Menangkap ikan
e)       Menenun
2.3.3        Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
2.3.4        Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus.Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.3.5        Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusiaakan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
2.3.6        Sistem Kepercayaan ( Religi )
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
Sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam.Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi.Agama juga mempengaruhi kesenian. Meskipun agama modern sudah sangat berkembang saat ini agama-agama tradisional seperti marapu di sumba atau jingitiu di sabu masih ada walaupun sudah sangat kurang seiring dengan semakin berkembangnya agama modern.
2.4      Penyebab Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan kebudayaan :
  1. tekanan kerja dalam masyarakat
  2. keefektifan komunikasi
  3. perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan. Begitu pula dengn yang terjadi saat ini ketika kebudyaan asing seperti korea juga akhirnya merubah kebuyaan yang ada diamana generasi muda NTT lebih mengenal bahasa serta budaya korea disbanding bahasa daerahnya masing-masing.
2.4.1    Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
a.  Penetrasi damai ( penetration pasifique )
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
b.   Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
2.5      Budaya Nusa Tenggara Timur Yang Majemuk   
Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari bebera pulau besar dan  pulau kecil membuat NTT terdiri dari beragam Suku Bangsa(ada Sabu,sumba,flores,timor dan lain  lain) , Ras , Agama dan tradisi – tradisi kehidupan. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan bangsa Indonesia juga
Nusa Tenggara Timur yang majemuk ini sangat kaya akan kebudayaan bahkan kebudayaan yang beanekagaragam itu merupakan modal utama yang dapat dipasarkan dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi daerah. Namun hal justru kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah untuk mengelolanya.









BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Upaya – Upaya Pelestarian Kebudayaan Asli Nusa Tenggara Timur
Bangsa Indonesia termasuk NTT didalamnya terdiri dari beragam suku bangsa dan unsur kebudayaan yang semua sebagaimana tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika yang artinya “ walaupun berbeda – beda tetap satu jua “ Kebudayaan lama atau yang sering disebut kebudayaan asli bangsa indonesia dimana kebudayaan ini belum terjamah oleh kebudayaan asing merupakan suatu harus  tetap kita pertahankan karena ini merupakan suatu kebanggaan atau kekayaan bangsa kita, oleh karena itu supay kebudayaan – kebudayaan asli bangsa indonesia ini tetap ada marilah kita jaga bersama, adapun cara memelihara kebudayaan asli Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut :
3.1.1  Melalui Media Massa
Media massa mempunyai tugas dan kewajiban–selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi–untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya)–dari yang kurang menarik sampai yang sangat menarik, dari yang tidak menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan – tanpa ada batasan kurun waktu.
Oleh karenanya, dalam komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena masing-masing saling mempunyai kepentingan, masing-masing saling memerlukan. Media massa membutuhkan berita dan informasi untuk publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau institusi lainnya; di lain pihak, manusia membutuhkan adanya pemberitaan, publikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Televisi sebagai media publik mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu dijelaskan lagi, kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut, juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman, sedang televisi itu selain menyajikan film juga program yang lain seperti seni tradisional. Sesuai fungsinya, media massa (termasuk televisi), selain menghibur, ada tiga fungsi lainnya yang cukup penting. Harold Laswell dan Charles Wright (1959) membagi menjadi empat fungsi media (tiga dicetuskan oleh Laswell dan yang ke empat oleh Wright). Keempat fungsi media tersebut adalah:
a)       Pengawasan (Surveillance)
b)       Korelasi (Correlation)
c)       Penyampaian Warisan Sosial (Transmission of the Social Heritage)
d)       Hiburan (Entertainment)
3.1.2   Pementasan – Pementasan atau Pameran-Pameran
Walau tidak mudah upaya-upaya pelestarian budaya kita harus tetap gencar dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pementasan-pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya pelestarian itu akan berjalan sukses apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan adanya sosialisasi luas dari media massa termasuk televisi. Maka cepat atau lambat, budaya tradisional kembali akan bergairah.
3.1.3    Melibatkan peran pemerintah 
Mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja .
Dan tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.
3.1.4     Menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal dan mata kuliah muatan lokal di perguruan tinggi
Dengan adanya Sekolah atau perguruan tinggi yang menyelenggarakan Mata Pelajaran dan mata kuliah Muatan dan ekstrakurikuler wajib berbasis pelestarian seni budaya setempat,  dapat menimbulkan rasa cinta dan bangga memiliki kebudayaan tersebut, dengan demikian para genarasi muda dapat mengetahui kebudayaan – kebudayaan yang ada di NTT.



BAB IV
PENUTUP

4.1   Kesimpulan  
Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
4.2    Saran
Jika kita bertanya apakah yang membedakan manusia dengan hewan atau binatang secara fundamental maka jawabannya adalah bahwa manusia mampu menciptakan suatu budaya dan hidup dalam system budaya tersebut. Maka dari pada itu marilah kita selalu melesrarikan kebudayaan dan kita wariskan kebudayaan ini hingga ke anak cucu kita, apalagi mengingat Negara Indonesia adalah Negara yang sangat luas yang terdiri dari beberapa pulau yang besar dan ribuan pulau yang kecil dengan penduduk yang beraneka ragam mulai dari suku, ras, agama dan lain sebagainya yang semua itu secara tidak langsung telah memperkaya bangsa kita ini akan kebudayaan yang mungkin selama ini mulai pudar terkikis dan tertutupi oleh kebudayaan – kebudayaan asing yang selama ini kita anggap lebih maju dan lebih tren, sekali lagi penulis mengajak marilah kita lestarikan dan kita tanamkan sendi – sendi kebudayaan di dalam diri kita mulai dari melestarikan budaya didaerah kita serta memperkenalkan budaya kita yaitu budaya di Nusa Tenggara Timur dimata dunia sehingga kita masih tetap bisa dibedakan dengan hewan atau binatang secara fundamental.  Selain itu peran pemerintah juga perlu ditingkatkan juga  dalam upaya pelestarian budaya.













DAFTAR PUSTAKA
Wahab Abdul Aziz. Dkk. 2009. KonsepDasar IPS. Jakarta ModulBahanBelajarMandiri Program S 1 PGSD :Universitas Terbuka.  
Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition, 1882, available online.Retrieved: 2006-06-28.
O'Neil, D. 2006. Cultural Anthropology Tutorials, Behavioral Sciences Department, Palomar College, San Marco, California.Retrieved: 2006-07-10.
Tiu.2010.Dampak Kemajuan teknologi.
Kuntowijoyo, Budaya Elite danBudaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalamMasyarakatKomoditas Indonesia, Mizan 1997
Rendhi.2012.makalah pengaruhglobalisasiterhadapkebudayaan
Fuad Hassan. “Pokok-pokokBahasanMengenaiBudaya Nusantara Indonesia”.Dalamhttp://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.html
Fachri/2010.pelestarian budayatradisionalmelaluilayarkaca.
http://Fachri Siradz/ pelestarian-budaya-tradisional-melalui-layar-kaca.htm di aksestanggal 12 Maret 2015

Nico L. Kana, 1983. Dunia orang Sawu. Jakarta: SinarHarapan.
Tim DepDikBud, 1984. Upacaratradisionaldaerah NTT. Jakarta: Tim DepDikBudProyekInventarisasidanDokumentasiKebudayaan Daerah.
The Sawunese, in F. Lebar (ed.), 1972.Ethnic groups of insular Southeast Asia. New    Haven, Connecticut: Human Relations Area Files Press.
PemerintahProvinsi Nusa Tenggara Timur. Sejarah Nusa Tenggara Timur. Terdapat di http://www.nttprov.go.id.( Diunduhtanggal 12 maret 2015).
Alex. My visit to Sabu Island.Terdapat di http://picasaweb.google.com.(Diunduhtanggal 12 maret 2015).
YohanesGersonDjami. Sirihpinangcemilanunik orang Sabu. Terdapat di http://orangsabu.blogspot.com.(Diunduhtanggal 12 maret 2015).
Lay AbdiWenyi. Gaja Mada perdebatan sejarah Sabu danJawa.Terdapat di http://groups.google.co.id. (diunduhtanggal 12 maret 2015).











LAMPIRAN
                
Gambar wanita suku sabu sedang menenun               Gambar rumah adat sabu
      
Gambar tarian dari suku timor                                    Gambar tarian Kataga dari sumba Tengah
                       
Gambar perhiasan mamuli dari sumba                        Gambar tari caci dari Manggarai


              
Gambar kain tenunan sabu                                          Gambar kain tenunan sumba
Gambar Manggulu makanan khas sumba timur